Kamis, 05 Agustus 2010

Penantian tiada akhir

Ku duduk merenung
meratapi kisah hidupku
ku mengharapkan ada saat kita bersama
melintas kesenangan dalam pikiranku
terbesit keindahan dalam kalbuku
ku menunggu dan menunggu
Ku berharap
tapi apa yang ku dapat?
getirnya kenyataan yang kau beri
sakitnya realita yang kurasa
mengapa kau melakukan itu?
Kau memutuskan harapanku
kau menghancurkan hatiku
aku begitu lemah
aku begitu luka
ku coba hancurkan sakitku
ku coba hilangkan lukaku
Aku tahu masih banyak yang lebih baik darimu
masih banyak yang lebih menyayangiku
namun aku tetap mengharapmu
walau takkan ada kesempatan bagiku
untuk menjaga hatimu
aku tetap menunggu
sampai datang waktuku
hingga ajal menjemputku...
Paradigma ?!!!

Hari demi hari terus berjalan
Pergantian waktupun tidak dapat dielakan
Perubahan adalah sebuah realitas yang harus dihadapi
Sebagai konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah
Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah
Sebagai barometer dalam menjalani hidup
Menuju sebuah wujud misteri
Cita-cita’

Perenungkan kembali tentang Paradigma hidup
Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa
Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya
Kamu bisa untuk menjalaninya
Gapailah semuanya

Sungguh beruntunglah orang yang slalu mensucikan diri
(Kembali kepada fitrah dan kesucian )’
Selamat Ulang Tahun ’
Success for You

Kujelang….

Pagi yang indah kujelang kembali
Menghempaskan mimpi meraih bergantinya hari
Di ufuk timur tersirat cahaya kedamaian
Membangkitkan semangat menghangatkan perasaan
Hembusan angin menemaniku berjalan
Mengiringi langkah berpadu dalam kepastian
Gemersik dedaunan bak irama kehidupan
Selalu setia menyanyikan lagu kemenangan
Dalam menggapai makna cita dan cinta
Dalam mewujudkan makna hidup yang sesungguhnya
Biarkan pergantian hari terus berjalan
Karena setiap saat akan selalu kujelang

Bingkai kehidupan
Masa demi masa berlalu sudah
Kemana kaki jalan melangkah
Liku-liku kehidupan mengukir sejarah
Kini saatnya berpotret diri
Berbenah dari segala keburukan
Meningkatkan semua kebaikan
Ramadhan sebentar khan tiba
Kini saatnya tuk membuka pintu hati
Memaafkan semua kehilafan
Mari kita sambut dengan gembira
Dengan memperbanyak ibadah
Tuk menggapai tingkatan taqwa
Derajat tertinggi disisi khalik
Semoga Allah selalu membimbing kita
Dan nanti memasukkan kita dalam surga-Nya
Amiin

Puisi angin
Di kesepian malam aku sendiri
Termenung dibawah cahaya rembulan
Pucuk-pucuk daun meliuk indah
Mengikuti irama angin perlahan

Angin…., Aku hargai kau menghiburku
Memang tidak ingin aku berlama-lama
Larut dengan gelapnya malam
Terombang-ambing oleh kelamnya awan
Angin…., Tolong katakan pada bintangku
Aku rindu dan berharap dia hadir disini
Dengan segala ketulusan cintanya
Ingin aku mengajaknya bernyanyi
Menari, berdansa berdua
Angin…, katakanlah padanya
Aku perlu belaian sejuta kasihnya
Ingin aku menikmati indahnya malam ini
Dengan kehangatan peluk mesranya
Angin…, untuk yang terakhir
Katakanlah padanya
Aku benci dengan kesendirian ini
Sambutlah ‘si CINTA’

Saat malam mulai larut
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam kekakuan
Karena hati terpasung dalam kesepian

Kesedihan dengan kesendirian

Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi datang mengawali hari baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan aku bergerak,
Berdiri dan kubuka jendela
Tersiratlah cahaya mentari pagi
Menyinari……
Menghempaskan semua khayalan kepahitan

Memang, Aku harus tetap tegar berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah
Wujudkan misteri cita dan cinta

Sambutlah ‘si CINTA’ yang cantik
Berikan dia senyum
Warnailah hari-hari dengan cinta

Minggu, 01 Agustus 2010

Pelangi Cinta

Debur rasa bergelora
Terik cinta menanamkan awan cemburu
Pelangi sayang terlukis di langit cerita
Amarah terbenam
Bangga melayang
Berdua menjalin rasa
Berdua memadu amarah
Berdua menggapai mimpi
Berdua membisikkan cinta

Mata saling menatap
Bersandarlah dirimu
Degup jantung musik terindah
Dan biarlah kemesraan menyelimuti
Berpendar dalam sesaat
Energi cinta melapisi
Semburat warna warni
Pelangi rasa dalam cinta tak pernah aku tahu warnanya
Mata cintaku tak mampu mencerna
Warnanya terlalu indah
Jiwaku berkecamuk dalam limitnya
Wadah cintaku overflow dalam luapannya
Dan biarlah begitu

Pengikut